Friday 6 April 2007

Pualam Hati

Gerimis seakan mengiris senja hari. Langit masih juga menghitam. Tapi nggak seluruhnya kok, buktinya dibeberapa sudut masih tampak pendar – pendar cahaya. Walaupun bukan cahaya matahari pasti, sebab cahaya itu berasal dari beberapa lampu kota. Mendung masih juga bergayut mesra, mengatakan gerimis akan terus turun menjelang malam. Nina termenung di teras depan rumahnya, diam dan menunggu. Pukul setengah lima kurang tujuh – lho ?, seperti janjinya Bima akan datang, seperti hari – hari yang lalu, menemaninya melewati waktu.
Detik – detik terus berlalu, tak terasa satu jam hampir berlalu, Bima belum juga menampakkan batang hidungnya. Tak seperti biasanya Bima begitu bertingkah seperti ini. Nina tahu betul siapa Bima bahkan sampai noda sekecil apapun rasanya tak ada yang Nina tak ketahui.
Wajah gadis itu mendadak pucat. Wajah berkulit kuning langsat itu tiba – tiba menampakkan kekhawatiran yang teramat sangat. Mungkinkah terjadi sesuatu dengan Bima ? tanya hatinya pada diri sendiri.

No comments: